Kamis, 14 Mei 2009

Bukan Akhwat Sejati

Berulang kali aku jatuh…
Dan aku kembali bangkit,
kemudian aku jatuh lagi, dan bangkit lagi
betapa diri ini sangatlah lemah,
tertatih-tatih sendiri mencari peraduan,
Betapa diri ini sangatlah rapuh,
menjaga dan membersihkan qalbu,
dan kini, 
aku bangkit untuk kesekian kali,
mencoba membersihkan hati lagi,
aku bukanlah akhwat sejati,
yang aktivitasnya mengurusi dakwah organisasi,
aku bukanlah akhwat sejati,
yang pandai mengendalikan dan memanage hati, 
aku bukanlah akhwat sejati,
yang bisa dengan tegas berteriak „hai, akhi fulan! Jangan dekati aku“
yang bisa dengan tegas berkata „hai, akhi fulan! Jangan kau gunakan kata-kata seperti itu, jagalah hatiku“
aku hanya bisa bertahan dan berpegang,
tapi hati ini lemah sehingga pegangan pun terlepas dariku,
sehingga diriku,
jatuh, dan benar benar jatuh,
tapi kini,
aku berusaha bangkit kembali dan memperketat pertahanan hati,

aku hanyalah seorang muslimah biasa,
yang sekuat tenaga melaksanakan perintah agama,
aku hanyalah muslimah biasa,
yang memiliki cita-cita sederhana
aku hanyalah muslimah biasa,
dan tak ada bedanya dengan orang ammah
aku hanyalah muslimah biasa,
yang berusaha melaksanakan sedikit amanah,
aku hanyalah muslimah biasa,
yang masih percaya dengan Rahasia-Nya
dakwahku tak sebesar itu,
tak sekeren itu,
dan tak seberarti mereka, para akhwat sejati.
hanya sedikit nasehat tuk sahabat dan keluarga,
sedikit contoh tuk tetangga,
dan sedikit ilmu tuk sekitar rumah,
hanya itu, just that!

Akhiku yang hanya diciptakan untukku,
Selamatkan aku!
Dari hati dan pikiran yang membelenggu,
selamatkan aku,
dari kotornya hawa nafsu,
Selamatkan aku dari fitnah yang merayu,
Akhiku yang jauh di dunia entah beranta,
tak banyak harap darimu,
menjadi penyemangat hidupmu,
menjadi pendamping dakwahmu,
walau aku hanya muslimah biasa,
dengan sekuat tenaga kukan berusaha,
hanya sebuah niat dan tekad suci karena-Nya,
Akhiku di dunia entah beranta,
maafkan aku,
jika kau dapati hatiku yang tidak utuh,
terpotong oleh hinanya masa lalu,
tapi kau jangan meragu,
sisa hatiku ini hanya untukmu, 
tentu saja hanya karena Tuhanmu dan Tuhanku,
di sini...
aku masih setia menunggumu,
menunggumu di jalan ini,
sambil berbenah diri,
membersihkan hati dan meyakinkan diri,
bahwa Allah kan menuntun langkahmu,
menuju sebuah mitsaqan ghalidzan bersamaku, 
mewujudkan cita-cita bersama,
membangun peradaban Islam terkecil bernama keluarga
Insya Allah.
Keep Fight!^_^


Created by:
Anita

Tidak ada komentar: