Sabtu, 16 Mei 2009

Belajar Mengelola kEKAYAAN Dari Abdurrahman bin Auf

Selain dari diri Rasulullah yang terdapat contoh yang sempurna, kita juga 
bisa belajar dari sahabat-sahabat Beliau dalam membangun kemakmuran 
Islam yang kita cita-citakan ini. 

Salah satu sahabat beliau yang patut kita contoh adalah Abdurrahman bin Auf yang kesuksesannya dalam berbisnis bisa menjadi tauladan bagi seluruh pengusaha muslim saat ini. Dalam hal urusan akhiratpun banyak yang bisa dicontoh dari Abdurrahman ini karena beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.

Berikut disarikan prestasi-prestasi Abdurrrahman bin Auf : 

• Abdurrahman bin Auf termasuk sahabat yang masuk Islam sangat 
awal, tercatat beliau orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah 
Abu Bakar. 
• Beliau termasuk salah satu dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar 
bin Khattab untuk memilih khalifah sesudahnya. 
• Beliau seorang mufti yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk 
berfatwa di Madinah padahal Rasulullah SAW masih hidup. 
• Beliau terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan 
menewaskan musush-musuh Allah. Beliau juga terlibat dalam perang 
Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan disisi Rasulullah SAW ketika 
tentara kaum muslimin banyak yang meninggalkan medan 
peperangan. Dari peperangan ini ada sembilan luka parah ditubuhnya 
dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak 
jari. Perang ini juga menyebabkan luka dikakinya sehingga 
Abdurahman bin Auf harus berjalan dengan pincang, dan juga 
merontokkan sebagian giginya sehingga beliau berbicara dengan 
cadel. 
• Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum 
muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf 
menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar atau sekitar 
Rp 2.4 Milyar nilai uang saat ini(saat itu beliau ‘belum kaya’ dan hartanya baru 4000 Dinar atau Rp 4.8 Milyar). Atas sedeqah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW yang berbuny i “Semoga Allah 
melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu 
berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu 
tinggalkan untuk keluarga kamu.â€� Do’a ini kemudian benar-benar 
terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf 
berikutnya. 
• Ketika Rasullullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang 
mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah 
yang lagi dilanda musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya 
dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas sampai-sampai Umar bin 
Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW “ Sepertinya Abdurrahman 
berdosa sama keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganyaâ€�. Mendengar ini, Rasulullah SAW 
bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan 
uang belanja untuk istrimu ?â€� , “ Ya!â€� Jawab Abdurrahman, “Mereka 
saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkanâ€�. 
“Berapa ?â€� Tanya Rasulullah. “ Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala 
yang dijanjikan Allah.â€� Jawabnya. 
• Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas 
menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mu’minin (para 
istri Rasulullah SAW). 
• Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang 
dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah 
padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut 
oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu 
juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan dengan 
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham 
(sekitar Rp 1.4 Milyar uang sekarang), 40,000 Dinar (sekarang senilai 
+/- Rp 48 Milyar uang sekarang), 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, 
dan 1,500 ekor unta 
• Beliau juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup 
waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 480 juta) 
per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang. 
• Dengan begitu banyak yang diinfaqkan di jalan Allah, beliau ketika 
meninggal pada usia 72 tahun masih juga meninggalkan harta yang 
sangat banyak yaitu terdiri dari 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3,000 
ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 
Dinar. Padahal warisan istri-istri ini masing-masing hanya ¼ dari 1/8 
(istri mendapat bagian seperdelapan karena ada anak, lalu 
seperdelapan ini dibagi 4 karena ada 4 istri). Artinya kekayaan yang 
ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2,560,000 Dinar 
atau sebesar Rp 3.072 trilyun untuk kurs uang Rupiah saat tulisan ini dibuat !. 

Bagaimana Abdurrahman bin Auf bisa sangat sukses berdagang dan juga 
dijamin masuk surga ?, berikut adalah yang bisa kita tiru dari beliau : 

• Seluruh usahanya hanya ditujukan untuk mencari Ridhla Allah semata. 
• Bermodal dan berniaga barang yang halal dan menjauhkan diri dari 
barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun. 
• Keuntungan hasil usaha bukan untuk dinikmati sendiri melainkan 
ditunaikan hak Allah, sanak keluarga dan untuk perjuangan di Jalan 
Allah. 
• Abdurrahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan 
hartanya, bukan harta yang mengendalikannya. 
• Sedeqah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai- 
sampai ada penduduk Madinah yang berkata “ Seluruh penduduk 
Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. 
Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari 
hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada 
merekaâ€�. 
• Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, 
sehingga Ustman bin Affan RA. yang sudah sangat kayapun bersedia 
menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi 
setiap veteran perang Badar. Atas pembagian ini Ustman bin Affan 
berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan 
harta itu membawa selamat dan berkatâ€�. 

Jadi mengelola Dinar tidak berarti menjadi hamba Dinar. Asal kita dapat kembali ke tuntunan dan contoh langsung dari Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar: