Rabu, 15 April 2009

Pemilu 2009

pemimRuwet-ruwet ...penilu 2009 dirasa banyak orang penuh dengan berbagai macam persoalan. Mulai dari DPT (daftar pemilih tetap) sampai suap menyuap pun terjadi. Kalo yang KKn anggota DPR sih masih bisa diadili kalo masyarakat secara berjamaah...terang-terangan menerima uang agar memilih caleg atau wakil dari partai tertentu...gimana tuh? Siapa yang bakal mengusut. Sedemikian murahnya negeri ini dijual, hanya modal 10ribu perorang seorang caleg bisa lolos menjadi wakil rakyat. Begtu malang, bukan orang yang nerima uang, tapi negara ini begitu malang, kurangnya kesadaran rakyat untuk menjadi rakyat yang bersih serta memilih wakil yang bersih menjadikan negeri ini tergadai kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu, para pemimpin
dan orang-orang yang dipimpin harus memahami hakikat kepemimpinan dalam
pandangan Islam yang secara garis besar dalam lima lingkup.
1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan.
Jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga
seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang
istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila
orang lain tidak mengistimewakan dirinya.

2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas
Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau
kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi
justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika
masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit.
3. Kerja Keras, Bukan Santai.
Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan
mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya
untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani
kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan
optimisme
4. Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-Wenang.

Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi
pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa
melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin
sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin suatu kaum adalah pelayan
mereka (HR. Abu Na'im)

Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan
terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan
hidup, ini berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk menzalimi rakyatnya
apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat
padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila
pemimpin seperti ini terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah
pengkhianat yang paling besar, Rasulullah Saw bersabda: Khianat yang paling
besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya (HR. Thabrani).

5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor.

Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan
dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin menyerukan
kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan
kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi, maka
ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan. Masyarakat sangat menuntut
adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan
kebenaran.

Tidak ada komentar: